Selasa, 28 Februari 2017

BAB II : KEDUDUKAN TITIK-TITIK DAN JARAK ANTARA DUA TITIK



A.    Kedudukan Titik-Titik Dan Jarak Antara Dua Titik
Konsep titik diperkenalkan dalam geometri Euclid sebagai elemen yang tidak didefinisikan dan tidak memiliki dimensi panjang. Geometri Euclid hanya membahas sifat titik yang diam/tetap. Sedangkan geometri analitik juga menelaah sifat-sifat titik yang bergerak seperti yang terjadi di alam.
Untuk menentukan letak/posisi suatu titik pada suatu bidang datar diperlukan suatu patokan mula. Patokan mula dapat diambil dari dua garis yang saling tegak lurus.
Dua garis yang saling tegak lurus pada umumnya berupa garis horizontal (sumbu x) dan garis vertical (sumbu y). Sumbu-sumbu koordinat, yaitu sumbu x dan sumbu y membagi bidang datar menjadi 4 daerah yang masing-masing disebut kuadran, yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV.
Titik-titik pada sebuah bidang yang membentuk himpunan titik dan memenuhi suatu kriteria tertentu dinamakan kedudukan titik (locus of points). Kedudukan titik dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi. Misalnya titik-titik pada lingkaran berjari-jari 1 cm dapat dinyatakan sebagai x2 + y2 = 1. Secara geometris, hanya titik-titik berjarak 1 cm dari titik pusat lingkaran tersebut yang memenuhi kedudukan titik yang dinyatakan oleh persamaan x2 + y2 = 1. Adapun teorema-teorema dasar tentang kedudukan titik-titik (Fundamental Locus Theorems) sebagai berikut.

     Teorema 1.1
Jika diketahui suatu titik P dan terdapat kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu dimisalkan dengan d dari sebuah titik P, maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk suatu lingkaran yang berpusat di P dengan jarak atau jari-jari d.

     Teorema 1.2
Jika diketahui suatu garis l dan terdapat kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu dimisalkan dengan d , maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk suatu garis yang sejajar dengan garis l .

  
     Teorema 1.3
Jika diketahui dua titik yaitu titik P dan titik Q sehingga membentuk suatu ruas garis dan terdapat kedudukan titik-titik yang berjarak sama diantara titik P dan titik Q, maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk suatu garis yang tegak lurus terhadap ruas garis dan membagi ruas garis menjadi dua bagian sama besar.


     Teorema 1.4
Jika diketahui dua garis yang sejajar yaitu garis l1 dan garis l2 dan terdapat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dengan kedua garis tersebut, maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk suatu garis yang sejajar dengan garis l1 dan garis l2 dan terletak diantara garis l1 dan garis l2


     Teorema 1.5
Jika diketahui dua garis l1 dan garis l2 yang saling berpotongan dan terdapat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap dua garis tersebut, maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk sepasang ruas garis (bisector) yang membagi dua sama besar sudut-sudut yang dibentuk oleh garis l1 dan garis l2 .




     Teorema 1.6
Jika diketahui dua sisi pada sebuah sudut, dan terdapat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap kedua sisi tersebut, maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk sebuah garis yang membagi dua sudut tersebut sama besar.


     Teorema 1.7
Jika diketahui dua lingkaran A dan B yang bersifat konsentris (lingkaran yang memiliki titik pusat yang sama) dan terdapat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari kedua lingkaran tersebut, maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk sebuah lingkaran baru yang berada diantara lingkaran A dan B dan saling konsentris.


     Teorema 1.8
 Jika diketahui sebuah lingkaran k yang berpusat di A, dan terdapat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap lingkaran k. Maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk dua buah lingkaran yang berada di dalam dan di luar lingkaran k dan saling konsentris.


     Teorema 1.9
Jika diketahui sebuah lingkaran l yang berpusat di A, yang berjari-jari kurang dari jarak kedudukan titik-titik terhadap titik pusat A. Maka kedudukan titik-titik tersebut akan membentuk sebuah lingkaran yang berada diluar lingakaran l dan saling konsentris.
Contoh : 
Terdapat dua buah pelampung pada sebuah danau. Seorang perenang berenang di danau tersebut sedemikian sehingga ia selalu berjarak tetap (konstan) terhadap kedua pelampung tersebut. Deskripsikan jalur renang yang ditempuh oleh perenang tersebut.

Tahap pemecahan masalah :
1)      Understanding the Problem
a.      Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri !
Misalkan kedua pelampung adalah titik A dan B dan perenang adalah titik C
Misalkan jarak C ke A adalah dAC dan jarak C ke B adalah dCB.
Maka posisi perenang yaitu C terhadap A dan B adalah kumpulan titik-titik sehingga dCA dan dCB selalu tetap. Berbentuk apakah kumpulan  titik-titik tersebut ?
b.      Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
Bentuk kumpulan titik-titik sehingga dCA dan dCB selalu tetap.
c.       Apa saja yang tidak diketahui dari permasalahan itu ?
Jarak titik A ke B
d.      Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ?
Titik A dan B berbeda posisi.
Jarak dCA dan dCB selalu tetap yaitu dCA = dCB untuk meskipun posisi C berubah-ubah.

2)      Devising a Plan
Strategi pemecahan masalah yang mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah:
a.       Membuat diagram / gambar. 
Menggambarkan posisi titik A, B, dan C sesuai kondisi masalah.
b.      Menguji masalah yang relevan dan memeriksanya apa dapat digunakan
Memeriksa jika ada satu atau lebih teorema dasar kedudukan titik yang menyerupai masalah ini.

3)      Carrying Out the Plan
a.      Membuat diagram / gambar
                      
b.      Memeriksa jika ada teorema kedudukan titik yang sesuai
Teorema 1.3 : Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector). yang tegak lurus  terhadap ruas garis  dan membagi  menjadi dua bagian sama besar.
Berdasarkan gambar dan teorema tersebut maka kedudukan perenang terhadap kedua pelampung tersebut dapat dideskripsikan sebagai sebuah garis yang tegak lurus terhadap ruas garis yang menghubungkan kedua pelampung yaitu dan membagi ruas garis  menjadi dua bagian sama panjang seperti digambarkan sebagai berikut. 


4)      Looking Back   
Langkah terakhir pemecahan masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi terhadap permasalahan sebenarnya dengan cara:
a.       Memeriksa dengan pembuktian : 
Buktikan teorema 1.3 berdasarkan masalah tersebut secara deduktif.
b.      Menginterpretasikan penyelesaian permasalahan ini berdasarkan argumentasi (reasonable) dengan menggunakan koordinat dan aljabar.

Misalkan koordinat titik C(x, y) di mana dCA = dCB dengan koordinat A(xa, ya) dan B(xb, yb) maka dapat dibuktikan untuk posisi C di C1(x1, y1), C2(x2, y2), … Cn(xn, yn) yaitu : 
(a) jika ruas garis  tegak lurus sumbu x maka y1 = y2 = … = yn
(b) jika ruas garis  tegak lurus sumbu y maka x1 = x2 = … = xn
Selanjutnya harus dibuktikan bahwa garis C1C2 tegak lurus
Dengan bantuan geogebra dapat dilakukan simulasi untuk menunjukkan solusi  untuk tiga posisi C yang berbeda-beda sebagai berikut.


Pembuktian Teorema

Teorema 1.3
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector).yang tegak lurus  terhadap ruas garis  dan membagi  menjadi dua bagian sama besar.

Pembuktian:
pq akan mengakibatkan pq dan qp
Dimisalkan bahwa :
p = kedudukan titik-titik pada suatu ruas garis berjarak sama dari P dan Q
q = ruas garis tegak lurus terhadap ruas garis PQ dan membagi ruas garis PQ menjadi dua bagian sama panjang
Tahap 1 : qp
Diketahui :    
     Titik P dan Q
     Misalkan ruas garis AB ruas garis PQ dan ruas garis AB membagi ruas garis PQ  
     (Pernyataan P)
     Misalkan sembarang titik di ruas garis AB adalah C
Ditanya:   Apakah C berjarak sama ke ruas garis PQ yaitu ruas garis CPruas garis CQ         
Rencana:  Gambar/Sketsa permasalahan :


Bukti tahap 1 :

Pernyataan
Alasan
1.  Ruas garis AB ruas garis PQ. Ruas garis AB membagi dua ruas garis PQ 

2. PDC ≅∠QDC




3.   Ruas garis PD ruas garis QD


4.   Ruas garis CD ruas garis DC













5.    ∆PDC ∆QPDC




6.    ∆PDC ∆QPDC
1.   Diketahui



2.   mPDC = 90°
mQDC = 90° 
Jadi, PDC ≅∠QDC
Akibat pernyataan 1

3.   Karena ruas garis AB membagi dua ruas garis PQ sama panjang.

4.   Sifat refleksif   
PDC ≅∠QDC
Ruas garis PD ruas garis QD
∆PDC dicerminkan oleh ruas garis CD menghasilkan  ∆QDC
 
 
5.   Kekongkruenan segitiga
mPDC mQDC  
Ruas garis CD ruas garis CD


6.     Akibat pernyataan 5

B.     Sistem Koordinat Kartesius
Koordinat kartesius adalah suatu bidang koordinat yang dibentuk oleh dua buah garis yaitu garis x (sumbu x) yang mendatar dan garis y (sumbu y) yang tegak, yang saling berpotongan. Penemu koordinat kartesius adalah Descartes. Dalam menentukan posisi suatu titik pada suatu bidang datar kita memerlukan koordinat kartesius tegak lurus. Dengan adanya koordinat kartesius ini, dapat mempermudah dan menyederhanakan permasalahan/ konsep-konsep aljabar dan geometri.


 
Koordinat (x,y)
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
Absis
x>0
x<0
x<0
x>0
Ordinat
y>0
y>0
y<0
y<0

Jarak dua titik pada bidang data
Contoh :
Ditentukan koordinat titik A(1, 2), B(-3, 4), C(-3, -1), D(1, -1) maka keempat titik tersebut dapat digambarkan pada Sistem Koordinat Cartesius sebagai berikut.
Pertanyaan 2 - 1 : Jika titik-titik tersebut dihubungkan dengan ruas garis maka diperoleh sebuah segiempat CDAB, hitunglah luas dan keliling segiempat tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui      :  Segiempat CDAB dengan koordinat A(1, 2), B(-3, 4), C(-3, -1), D(1, -1) 
Ditanyakan   :   Luas CDAB = …………satuan luas
                      Keliling CDAB = …………satuan panjang
Identifikasi masalah   :  Untuk memudahkan penyelesaian, perlu didentifikasi bentuk CDAB yaitu dengan cara menghubungkan semua titik sudut sehingga diperoleh bentuk di samping. Identifikasi bentuk menunjukkan bahwa CDAB merupakan sebuah trapesium siku-siku. Masalah luas dan keliling dapat diselesaikan apabila panjang sisi CDAB diketahui. Sisi CDAB yaitu ruas garis CD, DA, AB, dan BC. Panjang tiap ruas garis dapat ditentukan dengan menggunakan rumus jarak antara dua titik. Keliling CDAB adalah jumlah panjang semua sisi CDAB sehingga dirumuskan :. Luas ditentukan dengan menggunakan rumus luas trapesium yaitu setengah dari tinggi trapesium dikali jumlah panjang sisi-sisi sejajar sehingga dirumuskan :

Langkah Penyelesaian     :
Langkah 1) Menentukan panjang tiap sisi CDAB
Langkah 2) Menentukan keliling CDAB satuan panjang
Langkah 3) Menentukan luas CDAB satuan luas
Jadi luas segiempat CDAB yaitu 16 satuan luas dan keliling CDAB sekitar 17,47 satuan panjang

Teorema 1.9 :
Koordinat titik tengah P(x, y) pada sebuah ruas garis yang titik-titik ujungnya adalah A(x1, y1) dan B(x2, y2) adalah x = ½ (x1+ x2) dan y = ½ (y1 + y2)


Soal Latihan (Tes Formatif 1)
1.      Titik (5,-7) terletak pada kuadran …
A.  I
B.   II
C.  III
D.  IV
Jawaban : D. IV

2.   Diketahui titik-titik P(-2,4), Q(1,-8), R(-3,-14) dan S(7,19), maka titik yang terletak pada kuadran II adalah …
A.  P
B.  Q
C.  R
D.  S
Jawaban : A. P             

3.      Titik-titik berikut ini yang terletak pada sumbu y adalah …
A.  (5,0)
B.  (7,7)
C.  (0,7)
D.  (-5,5)
E.   Jawaban : C. (0,7)

4.      Pasangan titik-titik berikut ini yang jaraknya ke titik asalah adalah sama, yaitu …
A.  (5,2) dan (-5,3)
B.  (7,4) dan (4,7)
C.  (1,4) dan (2,3)
D.  (-2,6) dan (5,-1)
Jawaban :B. (7,4) dan (4,7)

5.      Titik (3,-2) adalah titik pertengahan ruas garis yang ujung-ujungnya …
A.  (4,3) dan (1,-5)
B.  (5,5) dan (1,-9)
C.  (5,7) dan (3,-7)
D.  (3,-8) dan (0,6)
Jawaban : B. (5,5) dan (1,-9)
Penjelasan :
Untuk mencari titik pertengahan ruas garis, maka kita dapat menggunakan rumus

6.      Jarak titik-titik (-5,7) dan (-1,4) adalah … 
A.  2√7
B.  5√2
C. 
D.  2√5
Jawaban : C. 5
Penjelasan :
Untuk menghitung jarak maka kita dapat menggunakan rumus

7.    Segitiga yang titik-titik sudutnya (5,4), (-3,2) dan (0,-1) merupakan segitiga …
A.  Tumpul
B.  Siku-siku
C.  Lancip
D.  Sama kaki
Jawaban : B. Siku-siku




Sumber :
Catatan Kuliah
Sukirman, 1994, Geometri Analitik Bidang Dan Ruang, Jakarta : Universitas Terbuka.
Modul Belajar
 

2 komentar: