Selasa, 28 Februari 2017

BAB III : PERSAMAAN GARIS DAN PERSAMAAN NORMAL SEBUAH GARIS




A.    Persamaan Umum Garis, Gradien dan Sudut Inklinasi

Garis merupakan himpunan titik-titik yang tak hingga dan tak berbatas. Jika garis dibentuk oleh titik A dan B maka garis tersebut dapat dinamakan sebagai garis AB. Notasi lain untuk penamaan garis yaitu menggunakan huruf kecil misalnya g, h, l, m dan sebagainya. Sebuah garis juga disebut kurva berderajat satu yang dinyatakan sebagai :

Ax + By + C = 0 untuk A, B, C bilangan riil dan x, y variabel bilangan riil

Sebuah garis dapat ditentukan persamaan kurva berderajat satu seperti di atas apabila diketahui tiga buah titik yang dilalui oleh garis tersebut.
Peubah? Apa itu peubah? Peubah dapat dikatakan sebagai variable. Dari persamaan diatas, dapat kita ketahui bahwa peubah dari persamaan tersebut adalah x, dan y.

Contoh 1
Sebuah garis yang melalui titik A(1, 2), B(-3, 4), dan C(5, 0) maka persamaan kurva berderajat satu untuk garis tersebut ditentukan sebagai berikut.

Penyelesaian dengan menggunakan persamaan kurva berderajat satu Ax + By + C = 0
Langkah 1) Substitusi koordinat titik ke dalam persamaan kurva
Garis melalui A(1, 2) A(1) + B(2) + C = 0 A + 2B + C = 0 ----------------------------- pers. 1
Garis melalui B(-3, 4) A(3) + B(-4) + C = 0 -3A + 4B + C = 0----------------------- pers. 2
Garis melalui C(5, 0) A(5) + B(0) + C = 0 5A  + C = 0------------------------------- pers. 3

Langkah 2) Membuat sistem persamaan linier tiga variable
A + 2B + C = 0
-3A + 4B + C = 0
5A + C = 0

Langkah 3) Menyelesaikan sistem persamaan linier
Penyelesaian sistem persamaan linier di atas yaitu : A = 1, B = 2 dan C = -5
Maka persamaan kurva berderajat satu untuk garis yang melalui A(1, 2), B(-3, 4), dan C(5, 0) yaitu x + 2y - 5 = 0

Penyelesaian dengan menggunakan persamaan y=ax+b
Dimisalkan persamaan garis adalah y = ax+b
-          Subtitusikan titik A ke persamaan garis :
2 = a+b ………... (1)
-          Subtitusikan titik B ke persamaan garis :
4 = -3a+b …….... (2)
-          Eliminasikan persamaan (1) dan (2)
2 =    a+b
4 = -3a+b -
             -2 = 4a
             a = -1/2
-          Subtitusikan a = -1/2 ke salah satu persamaan
2 = (-1/2)+b
b = 5/2
     Sehingga didapatkan persamaan y = -a/2 + 5/2

Sudut inklinasi garis (angle of inclination) adalah suatu sudut yang bernilai positif yang dibentuk antara sebuah garis dan sumbu x positif, dan biasanya sudut inklinasi dapat dinotasikan oleh sudut alpha.
 Gradien (Slope of the line) adalah kemiringan suatu garis, yang dinyatakan oleh notasi m. Gradien suatu garis dapat ditentukan dengan mengunakan konsep trigonometri pada segitiga siku-siku, tetapi kita juga memperhatikan interval nilai dari sudut yang dibentuk oeh garis terhadap sumbu x positif.
Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan gradien jika diketahui dua titik, yaitu:
Hubungan antara nilai gradien dan sudut inklinasi adalah nilai gradien pada suatu garis merupakan nilai tangent sudut inklinasi dan besarnya sudut inklinasi adalah nilai arc tan dari gradient garis.
Bentuk dari persamaan kurva berderajat satu dapat diubah menjadi fungsi dari x dimana x adalah variable bebas dan y adalah variable terikat yaitu sebagai berikut :
Konstanta m disebut sebagai gradient yang menunjukkan kemiringan garis dan c merupakan konstanta persamaan. Persamaan y = mx + c disebut persamaan garis bergradien m.

Contoh 2
Tentukan nilai sudut inklinasi pada persamaan x + 2y -5 = 0.

Penyelesaian :
Persamaan x + 2y -5 = 0 dapat diubah menjadi persamaan garis bergradien, yaitu :

x + 2y -  5 = 0
⇔2y = -x + 5⇔
Maka gradiennya adalah -1/2. Sehingga kita dapat menentukan sudut inklinasinya yaitu :

Pertanyaan 3 - 1 :  Deskripsikan bentuk masing-masing garis berdasarkan gradien dan sudut
inklinasi yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 3. Berbagai bentuk garis dengan gradient dan sudut berbeda

Penyelesaian :
Diketahui  : Empat garis berbeda p = AB, q = AC, r = BC, dan s = BD
Ditanyakan : Bentuk garis p, q, r dan s berdasarkan gradien dan sudut inklinasi … ?
Identifikasi masalah :
Tiap garis melalui paling sedikit dua titik berbeda. Jika diketahui koordinat kedua titik yang dilalui garis maka dapat ditentukan persamaan garis dengan menggunakan metode penyelesaian system persamaan linier dua variabel. Atau dapat menggunakan konsep trigonometri pada segitiga siku-siku untuk menentukan gradien  suatu garis. Sebagai contoh garis p = AB melalui titik A(1, 1) dan B(5, 4). Ruas garis 𝐴𝐵 merupakan hipotenusa dari segitiga siku-siku ADB. Kemiringan garis AB membentuk sudut BAD.
Sehingga kemiringan garis dapat ditentukan dari nilai tangen ukuran sudut BAD
Langkah penyelesaian :
Metode penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) untuk garis r = BC yang melalui titik B(5, 4) dan C(7, 1)

Langkah 1 : Substitusi koordinat titik-titik ke dalam persamaan garis y = mx + c
Garis melalui titik B => 4 = 5m + c
Garis melalui titik C => 1 = 7m + c

4 = 5m + c  | ´7 28 = 35m + 7c
1 = 7m + c  | ´5   5 = 35m + 5c -
                           23 = 2c
                             𝑐 = 23/2

      Langkah 2 : Metode eliminasi SPLDV
4 = 5m + c
1 = 7m + c  -
3 = -2m 
m = -2/3

Langkah 3 : Substitusi nilai m dan c ke dalam persamaan garis y = mx + c
Persamaan garis yaitu


Tabel Hubungan antara gradient, sudut inklinasi dan bentuk garis.


B.     Sifat-Sifat Garis Dalam Bidang : Kesejajaran dan Perpotongan
Sifat-sifat garis yang berada dalam sebuah bidang dalam geometri Euclide meliputi garis-garis yang berpotongan atau tidak berpotongan. Dua buah garis dikatakan berpotongan jika ada sebuah titik potong yang dilalui kedua garis. Dua garis tidak saling berpotongan disebut garis sejajar. Perhatikan bentuk garis-garis pada gambar dibawah ini.
Gambar di atas memperlihatkan bahwa garis-garis bergradien positif atau negatif memotong sumbu x dan sumbu y masing-masing di satu titik. Perpotongan garis tersebut dengan sumbu x ditentukan dengan mensubstitusikan nilai y = 0 ke dalam persamaan garis. Perpotongan garis tersebut dengan sumbu y ditentukan dengan cara mensubstitusikan nilai x=0 ke dalam persamaangaris.  Sedangkan garis sejajar sumbu x hanya memotong sumbu y dan tidak memotong sumbu x. Garis sejajar sumbu y hanya memotong sumbu x dan tidak memotong sumbu y. Tabel berikut meringkas hubungan persamaan garis dan titik-titik potong garis terhadap sumbu x dan sumbu y.

Hubungan persamaan garis dan koordinat-koordinat titik potong garis terhadap sumbu koordinat cartesius

Dua garis dapat dikatakan sejajar jika dan hanya jika gradient kedua garis sama. Dan dua garis berpotongan dapat dikatakan tegak lurus apabila sudutnya membentuk sudut siku-siku jika dan hanya jika hasil kali gradient kedua garis bernilai -1.

Persamaan-persamaan garis :
1.      y – y1 = m(x – x1)
2.     
3.      y = mx + c
4.      Ax + By + C = 0




C.    Persamaan Normal Sebuah Garis

Garis normal adalah sebuah garis yang memotong sumbu x dan sumbu y akan tegak lurus terhadap sebuah ruas garis yang melalui titik asal (0,0). 


                                   



 Garis OA merupakan garis normal terhadap garis l. Apabila sebuah garis m sejajar dengan sumbu x atau sumbu y, maka tidak terdapat garis normalnya.

Sudut 𝛽 merupakan sudut apit normal. Untuk menentukan besar sudut apit normal, kita dapat menggunakan sudut inklinasi, yaitu : 𝛽 = α – 90°.
Untuk menghitung panjang garis normal, kita dapat menggunakan rumus :

                                                      



Ruas garis AB adalah bagian dari garis l dan termasuk dalam kemiringan suatu garis, dimana untuk menentukan kemiringan garis (gradient) kita dapat menggunakan rumus :

m = tan α

m = tan ( 𝛽 + 90°)
α = arc tan m

Persamaan normal dari garis adalah  x cos β + y sin β - p = 0


Persamaan normal dari Ax + By + C = 0
 
Dari persamaan normal diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa jarak titik asal 0 ke garis lurus dengan persamaan Ax + By + C = 0  adalah



D. Sudut antara Dua Garis Berpotongan

    

Contoh 1 :
Persamaan kurva berderajat satu x + 2y - 5 = 0 pada contoh 5 dapat diubah menjadi persamaan normal dengan langkah sebagai berikut. 

1)      Menentukan sudut normal 𝛽
Gradien garis yaitu 𝑚 =  -1/2 maka sudut inklinasi 𝛼 = arc tan m = arc tan (-1/2) = 153,43.
Hubungan sudut inklinasi 𝛼 dan 𝛽 : 𝛼 =  90° +  𝛽. Telah diketahui sudut inklinasi 𝛼 = 153,43° maka sudut 𝛽 = 63,43°

2)      Menentukan jarak titik (0, 0) ke garis yaitu p
Titik potong garis dan sumbu x ditentukan dengan mensubtitusikan y = 0 sehingga diperoleh titik potong (5, 0) maka 𝑝 dibagi cos 𝛽 = 5 => p = 5 cos 𝛽 = 5 cos 63,43° = 5 . 0,447 = 2, 24
Maka persamaan normal garis x + 2y - 5 = 0 yaitu : x cos 63,43° + y sin 63,43° -2,24 = 0 
                               
Persamaan normal tersebut dapat diubah kembali menjadi persamaan garis sebagai kurva  berderajat atau pun persamaan garis bergradien sebagai berikut :
x cos 63,43° + y sin 63,43° - 2,24 = 0 => 0,45x + 0,89 y - 2, 24 = 0 => x + 2y – 5 = 0


Sumber :
Catatan Kuliah
Sukirman, 1994, Geometri Analitik Bidang Dan Ruang, Jakarta : Universitas Terbuka.
Modul Belajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar